Organa Genetalia Feminina
·
Ekterna
·
Feminina
A. Anatomi Genetalia Eksterna
Genitalia
eksternal secara kesatuan disebut vulva atau pudendum . Genetalia eksterna tersusun atas beberapa organ, yaitu:
1.
Mons pubis adalah bantalan jaringan
lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis pubis. Bagian ini tertutup
rambut pubis setelah pubertas.
2.
Labia mayora (bibir mayor) adalah
dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah dari mons pubis dan
menyatu di sisi posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan
ini dan anus. Labia mayora homolog (serupa dalam struktur dan asalnya) dengan
skrotum pada laki-laki.
3.
Labia minora (bibir minor) adalah
dua lipatan kulit diantara labiya mayora. Lipatan in tidak berambut, tetapi
mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat.
a.
Prepusium klitoris adalah pertemuan
lipatan lpatan labia minora dibawah klitoris.
b.
Frenulum area lipatan dibawah
klitoris.
4.
Klitoris homolog dengan penis laki
laki, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki uretra.
a.
Klitoris terdiri dari dua Krura
(akar), satu batang (badan), dan satu glans klitoris bundar yang banyak
mengandung ujung saraf dan sangat sensitif.
b.
Batang klitoris mengandung dua
korpora kavernosum yang tersusun jarigan erectil, saat mengembung dengan darah
selama eksitasi seksual, bagian ini bertanggung jawap pada ereksi klitoris.
5.
Vestibula adalah area yang
dikelilingi labia minora. Vestibula menyeliputi uretra, mulut vagina, dan
duktus kelenjar Bastolin (vastibula besar).
a.
Kelejar Bartoling homolog dengan
kelemjar bulbouretral pada laki laki. Kelenjar ini memproduksi beberpa tetes
sekresi mukus untuk membantu melumasi orifisium vagina saat eksitasi seksual
b.
Bulba estibula adalah masa jaringan
erektil dlam disubtansijaringa labial bagian ini sebanding dengan korpora
spongiosum penis.
6.
Orivisium uretra adalah jalur keluar
urin dari kandung kemih. Tepi lateralnya menandung duktus untuk dua kelennjar
parauretral (skene) yang dianggap homolog dengan kelenjar prosat pada laki laki
7.
Mulut vagina terleak dibawah
orivisium uretra. Himen, suatu memban yang bentuk dan ukurannya bervariasi,
melingkari mulut vagina
8.
Perineum adalah area berbentuk
seperti itan yang terbentang dari simfisis
pubis di sisi anterior
ampai ke koksiks disisi posterior dan
ke tuberositas iskial di sisi lateral.
B. Genetalia Interna
1.
Ovarium
Masing-masing ovarium berbentuk oval dan
dilekatkan pada bagian belakang ligamentum latum oleh oleh mesovarium. Bagian
ligamentum latum yang terletak di antara perlekatan mesovarium dan dinding
lateral pelvis disebut ligamentum suspensorium ovarii.
Ligamentum ovarii proprium, yang merupakan
sisa bagian atas gubernaculums, menghubungkan pinggir lateral uterus dengan
ovarium. Ovarium biasanya terletak di depan dinding lateral pelvis dan lekukan
yang disebut fossa ovarica. Fossa ini dibatasi diatas oleh arteria dan vena
iliaca externa serta di belakang oleh arteria dan vena iliaca interna. Walaupun
demikian, letak ovarium sangat bervariasi dan sering ditemukan tergantung ke
bawah ke dalam excavation recto uterine (cavum douglas). Selama kehamilan,
uterus yang membesar menarik ovarium ke atas masuk ke dalam cavitas
abdominalis. Setelah persalinan, waktu ligamentum latum relaksasi, ovarium
mengambil posisi yang bervariasi di dalam pelvis.
Ovarium di kelilingi oleh capsula fibrosa
tipis, disebut tunica albugenia. Bagian luar capsula ini dibungkus oleh lapisan
peritoneum yang mengalami modifikasi disebut epithelium germinativum. Istilah
epithelium germinativum ini salah kaerna lapisan ini tidak mengasilkan ovum.
Oogonia berkembang pada masa janin dari sel benih primordial.
Sebelum pubertas permukaan ovarium licin,
tetapi setelah pubertas permukaan ovarium secara progresif berkerut-berkerut akibat
degenarasi corpus luteum secara terus menerus. Setelah menopause ovarium
menjadi lisut dan permukaannya berlubang-lubang dan berparut.
Fungsi dari ovarium itu sendiri yaitu merupakan organ yang bertanggung jawab
terhadap produksi sel benih perempuan yang disebut ovum dan hormone sex
perempuan, estrogen dan progesterone, pada perempuan dewasa.
2. Tuba Falopii
Terdapat dua buah tuba uterine , setiap
tuba uterine mempunyai panjang sekitar 4 inci dan terletak pada pinggir atas
ligamentum lattum. Masing-masing tuba menghubungkan cavitas peritonealis di
region ovarium dengan cavitas uteri. Tuba uterina itu sendiri dibagi
menjadi empat bagian yaitu :
· Infundibulum tubae uterinae , yaitu adalah
ujun lateral tuba uterine yang berbentuk corong dan menjorok ke luar ligamentum
latum dan terletak di atas ovarium. Ujung bebasnya berbentuk tonjolan seperti
jari- jari yang melingkupi ovarium dan dikenal sebagai fimbriae tubae uterinae
yang melingkupi ovarium.
· Ampulla tubae uterinae , merupakan bagian tuba
uterine yang paling luas.
· Isthmus tubae uterinae, merupakan bagian tuba
uterine yang paling sempit dan terletak tepat lateral terhadap uterus.
· Pars uterine, merupakan segmen yang menembus dinding
uterus.
Fungsi dari tuba uterine yaitu menerima ovum dari ovarium dan merupakan
tempat terjadinya fertilisasi ( biasanya di ampulla tubae uterinae). Tuba
uterine menyediakan makanan untuk ovum yang telah difertilisasi dan membawa
ovum yang telah difertilisasi ke dalam cavitas uteri. Tuba uterine juga
merupakan tempat saluran yang dilalui oleh spermatozoa untuk mencapai ovum.
3. Uterus
Berfungsi sebagai
tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu
dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin.
Uterus merupakan organ
berongga yang berbentuk buag pir dan dinding tebal. Pada orang dewasa muda
nullipara, panjang uterus 3 inci (8cm) lebae 2 inci (5cm) dan tebal I inci
(2.5cm). Uterus terbagi menjadi fundus, corpus dan cervix uteri.
a. Fundus uteri merupakan bagian uterus yang
terletak di atas muara tuba uterine
b. Corpus Uteri merupakan bagian uterus yang
terletak dibawah muara tuba uterine. Bagian bawah corpus menyempit yang akan
berlanjut sebagai cervix uteri.
c. Cervix uteri berbentuk segitiga pada penampang koronal , tetapi pada penampang sagital
hanya berbentuk celah. Rongga pada cervix uteri yang disebut canalis cervicis
uteri berhubungan dengan rongga di dalam corpus uteri melalui ostium
histologicum uteri internum dan dengan vagina melalui ostium uteri. Sebelum
melahirkan anak pertama (nullipara), ostium uteri berbentuk circular. Pada
multipara, potio vaginalis cervicis lebih besar dan ostium uteri berbentuk
celah transversal sehinggga mempunyai labium anterius dan labium posterius.
Topografi dan Posisi uterus
Sekarang kita akan melihat letak dan topografi dari uterus itu sendiri
sebagai berikut :
·
Ke anterior : corpus
uteri disebelah anterior berbatasan dengan excavation vesico uterine dan facies
superior vesica urinaria. Portio supravaginalis cervicis berbatasan dengan
facies superior vesica urinaria Portio vaginalis cervicis berbatasan dengan
fornix vaginae pars anterior.
· Ke posterior : corpus uteri di sebelah posterior berbatasan dengam
excavation rectouterina (cavum douglas ) beserta lengkung ileum atau colon
sigmoideum yang ada di cavum.
· Ke lateral : corpus uteri di sebelah lateral berhubungan dengan ligamentum
latum serta arteria dan vena uterine. Portio supravaginalis cervicis berbatasan
dengan ureter di tempat masuk ureter berjalan ke depan untuk masuk ke vesica
urinaria. Portio vaginalis cervicis berbatasan dengan fornix vaginae pars
lateralis. Tuba uterine masuk pada sudut supero lateral uterus, dan ligamentum
ovarii proprium serta ligamentum teres uteri dilekatkan pada uterus sedikit
dibawah tempat ini.
Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding
yaitu :
a. Perimetrium
yaitu lapisan yang
terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
b. Miometrium
yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan
relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
c. Endometrium
merupakan lapisan terdalam yang
kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi
pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel
ovum matang.
Fungsi dari uterus itu sendiri adalah sebagai tempat untuk menerima,
mempertahankan dan memberi makan ovum yang telah dibuahi.
Posisi uterus pada sebagian besar perempuan, sumbu panjang uterus
melengkung ke depan terhadap sumbu panjang
vagina. Posisi ini dinamakan anteverstio uterus. Selanjutnya sumbu panjang
corpus uteri melengkung ke depan setinggi ostium histologicum uteri internum
pada sumbu panjang cervix uteri, posisi ini dinamakan antefleksio uterus. Jadi
pada beberapa perempuan, fundus dan corpus uteri melengkung ke belakang
terhadap vagina sehingga uterus terletak di dalam excavation rectouterina (cavum
douglasi). Pada keadaan ini uterus dikatakan terletak retroversi. Bila corpus
uteri juga terletak melengkung ke belakang terhadap cervis uteri,
posisi ini disebut retrofleksio.
Struktur uterus
Uterus diliputi oleh peritoneum, kecuali
di bagian anterior dan dibawah ostium histologicum uteri internum. Pada tempat
perkecualian ini peritoneum berjalan ke depan atas vesika urinaria. Di lateral
juga terdapat ruangandi antara tempat perlekatan lapisan ligamentum latum.
Tunicamuscularis atau myometrium sangat tebal
dan dibentuk oleh otot polos yang disokong oleh jaringan ikat.
Tunica mucosa yang membatasi corpus uteri
disebut endometrium. Tunica ini melanjutkan diri ke atas sebagai tunica mucosa
yang melapisi tuba uterine dan ke bawah sebagai membrana mucosa yang melapisi
cervix. Endometrium langsung melekat pada otot sehingga tidak mempunyai lapisan
submucosa. Dari pubertas sampai menopause, endometrium mengalami banyak
perubahan selama siklus menstruasi karena bereaksi terhadap hormone ovarium.
Portio supravaginalis cervicis dikelilingi
oleh fascia pelvis visceralis yang pada daerah ini sering disebut parametrium.
Pada daerah ini arteria uterine disilang oleh ureter pada kanan dan kiri cervix
uteri.
Penyokong uterus
Uterus terutama disokong oleh tonus
musculus levator ani, dan kondensasi fascia pelvis yang membentuk tiga ligament
penting. M.levator ani erat hubunganny adengan corpus perineale yaitu insertion
pada struktur fibromuskular muskulus tersebut. Struktur ini penting untuk
mempertahankan integritas dasar pelvis. Bila corpus perineale rusak pada saat
persalinan , hal ini dapat menyebabkan terjadinya prolapsus uteri. Corpus
perineale terletak di dalam perineum diantara vagina dan dan canalis analis.
Corpus perineale digantungkan ke atas pada dinding pelvis oleh musculus levator
ani sehingga dengan demikian menyokong vagina dan cecara tidak langsung
menyokong uterus.
Ligamentum di bawah ini merupakan ligamentum yang penting untuk mempertahankan dan menyokong uterus
serta cervix uteri pada posisi yang benar.
Ligamentum transversum cervicis merupakan kondensasi fibromuskular fasciapelvis yang berjalan menuju
cervix uteri dan ujung atas vagina dari dinding lateral pelvis
Ligamentum pubocervicale, terdiri atas dua jaringan ikat kuat yang berjalan menuju cervix dari
permukaan posterior os pubis. Ligamentum ini terletak di kanan dan kiri collum
vesicae dan sebagian ligamentum ini menyokong vesica urinaria.
Ligamentum sacrocervicale terdiri atas dua pita fibromuskular kuat dari fascia pelvis yang berjalan
menuju ke cervix dan ujung atas vagina dari ujung bawah os sacrum. Ligamen
tersebut membentuk dua rigi, masing-masing pada kanan dan kiri excavation
rectouterina.
Disamping ketiga ligamentum tersebut,
terdapat pula ligamentum latum dan ligamentum teres uteri. Kedua ligamentum
tersebut merupakan struktur yang longgar, dan uterus dapat terartik ke atas
atai terdorong ke bawah dengan jarak yang cukup jauh sebelum kedua ligamentum
ini menjadi tegang. Di klinik, kedua ligamentum ini kurang berperan dalam
menyokong uterus.
Ligamentum teres uteri yang merupakan sisa
setengah bagian bawah gubernaculums terbentang dari sudut superolateral uterus
melalui annulus inguinalis profundus dan canalis inguinalis, menuju ke jaringan
subcutan labium majus pudenda. Ligamentum ini mempertahankan uterus pada posisi
anteversi dan antefleksio.
4. Vagina
Vagina adalah saluran otot yang terbentang
ke atas dan belakang dari vulva sampai uterus. Vagina pada perempuan tidak
hanya merupakan saluran genitalia, tetapi berfungsi sebagai saluran keluar
untuk menstruasi dan sebagai bagian dari jalan lahir. Saluran otot ini
terbentang ke atas vulva dan uterus. Panjang vagina kurang lebih 3 inci ( 8 cm
) dan mempunyai paries anterior dan paries posterior yang dalam keadaan normal
terletak berhadapan. Pada ujung atasnya , paries anterior ditembus oleh cervix
yang menonjol ke bawah dan belakang vagina. Perlu diingat bahwa setengah bagian
atas vagina terletak di atas dasar pelvis dan setengah bagian bawah terletak di
dalam perineum. Daerah lumen vagina yang mengelilingi cervix dibagi atas empat
daerah atau fornix vaginae; pars anterior, posterior, lateral dextra dan
lateral sinistra. Ostium vaginae pada perempuan yang masih perawan mempunyai
selapis tipis lipatan mucosa, yang disebut hymen, yang mempunyai lubang ditengahnya.
Setelah melahirkan biasanya hymen hanya tinggal rumbai-rumbai.
Topografi Vagina
Letak daripada vagina
dapat kita lihat dari anterior, posterior dan lateral, berikut rincinannya :
a. Anterior : dibagian atas , vagina berhubungan erat dengan vesica urinaria,
bagian bawah dengan urethra.
b. Posterior : duapertiga bagian atas vagina berhubungan excavation
rectouterina dan sepertiga bagian bawah dengan ampulla recti. Sepertiga bagian
bawah vagina berhubungan dengan corpus perineale yang memisahkan vagina dengan
canalis analis.
c. Lateral : Pada bagian atas, vagina berhubungan dengan serabut anterior
musculus levator ani, pada bagian bawah, vagina berhubungan dengan diafragma
urogenitale dan bulbus vestibule.
Penyokong vagina
a.
Pada vagina sepertiga
bagian atas oleh musculi levator ani dan ligamentum cervicalis transverses
puboservicalis dan sacrocervicalis.
b.
Sepertiga bagian tengah
oleh diafragma urogenitale dan sepertiga bagian bawah oleh corpus perinale.
B. Oogenesis
Berikut ini adalah tahapan
– tahapan oogenesis:
Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom (haploid). Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua (polar body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung hamper semua kuning telur dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23 kromosom (haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen – komponen sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona pellusida.
Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40 sampai 50 tahun. Setelah wanita tidak mengalami menstruasi lagi (menopause) sel telur tidak diproduksi lagi.
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru (G1)
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4.Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom (haploid). Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua (polar body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung hamper semua kuning telur dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23 kromosom (haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen – komponen sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona pellusida.
Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40 sampai 50 tahun. Setelah wanita tidak mengalami menstruasi lagi (menopause) sel telur tidak diproduksi lagi.
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-10% dari siklus sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi pada interfase. Interfase terdiri dari periode G1, S, dan G2. Pada periode G1 selain terjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA, juga terjadi replikasi organel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel memasuki periode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh (G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C). Selanjutnya sel hasil pembelahan memasuki pertumbuhan sel baru (G1)
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4.Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
Oogenesis merupakan proses pembentukan
dan perkembangan sel ovum. Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon
yaitu :
1. Hormon
FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel
ovum.
2. Hormon
Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon
LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel
ovum).
4. Hormon
progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Selama
28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang
(mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat
menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang
wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya
hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia 45-50 tahun.
Setelah
ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu :
a. Tidak
terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu luruhnya sel
ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.
Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar
28-35 hari setiap bulannya.
Siklus
menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :
Fase Menstruasi
yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan
dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya
sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormon dalam darah
menjadi tidaka ada.
Fase Proliferasi/fase
Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon
progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan
merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen
diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak
dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari
hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki
dinding endometrium yang robek.
Fase Ovulasi/fase
Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu
matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang
akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus
luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
Fase pasca ovulasi/fase
Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah
menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone
estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH.
Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan
terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase
pendarahan/menstruasi.
b. Terjadi
FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang
dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus
dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan
masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40
minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan
waktu dalam fertilisasi :
1.
Beberapa jam setelah
fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel.
2.
Pada hari ke-3
atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang
menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan
membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass.
Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi
untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit
akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
3.
Pada hari ke-6 setelah
fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi
dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini
melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan
estrogen sehingga mencegah menstruasi.
4.
Pada hari ke-12
setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5.
Dilanjutkan dengan
fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari
throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio
inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka
berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
Daftar Pustaka
- Bobak, dkk, (2004), Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC, (Bab I, Hal 29–30)
- Hacker and Moor, (2001), Esensial Obstetri Dan Ginekologi, Jakarta: Hipokrates, (Bab I, Hal 3 – 9)
- Manuaba,Ida Bagus, (2002), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk pendidikan Bidan, Jakarta: EGC (Bab II, Hal 80-187)
- Williams, (2005), Obstetri Williams, Jakarta: EGC, (Bab III, Hal 187 – 200)
- Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed-2. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.h.690-1.
- Snell RS.Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran.Ed-6.Jakarta:EGC;2006.h.353-62, 400-1.
- Faiz O, Moffat D. At a glance : Anatomi.Jakarta:Penerbit Erlangga;2004.h.50-57
0 komentar:
Posting Komentar